Sifat Qana’ah Yang Menentramkan Hati - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday 25 November 2017

Sifat Qana’ah Yang Menentramkan Hati


“Perkaya hati dengan Qana’ah, sebab hati yang qana’ah itu lebih kaya dari pada lautan”

Qana’ah secara terminologi adalah rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. (Muzakkir, Tasawuf, Jalan Mudah Menuju Ilahi, 2012 : 39)

Rela menerima bukan berarti selalu pasra dan bermalas – malasan apa yang telah diberi oleh Allah Swt, malahan orang yang mempunyai sifat qana’ah cenderung rajin dan terus bekerja di jalan Allah. Karena ia tau dan selalu merasa diawasi oleh Allah atas apa yang dikerjakannya melalui para malaikat ataupun secara langsung.

“Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat – malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). (QS. Al – Infitar : 10)

Hal itu lah membuat seseorang yang memiliki sifat qana’ah selalu melakukan suatu hal yang berguna, yang memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Karena merasa bahwa apa yang dikerjaan semua hanyalah untuk Allah, mencari Ridho Allah Swt, karena hakekatnya kehidupan ini semata – mata mencari Ridho nya Allah Swt.

Memiliki sifat qana’ah membuat manusia selalu merasa bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah dan tak akan mengambil hak – hak orang lain atau merampas hak orang lain.


Banyak orang yang memiliki harta berlimpah akan tetapi hati tak kunjung merasa tenang, selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimiliki, tak sedikit orang – orang kaya masih suka merampas hak orang lain dan mengambil yang bukan hak mereka. Makanya sering kita temui kasus – kasus korupsi yang marak di media berita sekarang ini.

Sebaliknya, banyak orang yang berkecukupan harta akan tetapi memiliki hati yang bahagia, berkumpul bersama keluarga sudah membuat mereka bahagia, tidak perlu selalu mengejar harta bahkan mengambil hak orang lain.

Harus kita akui salah satu cara memiliki sifat qana’ah tersebut adalah mendekatkan diri pada Allah Swt. Berserah diri padanya seraya berdoa agar terhindar dari sifat ketamakan.

Akan tetapi kita lihat sekarang terutama pada pemuda – pemudi jaman sekarang banyak sekali yang tidak sadar akan tujuannya diciptakan di dunia ini, selalu apatis, hedonis, pragmatis, dan sekuleris.

Dapat kita bayangkan bagaimana keadaan umat Islam kedepan apabila hal ini terus menerus menjadi budaya pemuda – pemudi sekarang, wallahu a’lam (Dan Allah lebih tau”.


Muhammad Ridho Pratama Oktaviansyah, mahasiswa ekonomi UISU Medan, Sumatera Utara, penyuka kajian bermanfaat. Email: ridhobegh@gmail.com

No comments:

Post a Comment