HMI Rumah Kaum Intelektual Muda Islam - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday 3 May 2017

HMI Rumah Kaum Intelektual Muda Islam



Seyogiyanya suatu rumah tentu ada penghuninya. Rumah yang indah nan bersih kalau tidak ada penghuninya lama-kelamaan rumah tersebut akan terlihat kotor dan semacam rumah rusak. Kalaupun ada penghuninya, mereka harus melukan aktivitas yang baik agar rumah tersebut tetap indah dan bersih.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), adalah organisasi mahasiswa dan organisasi mahasiswa Muslim tertua di Indonesia, dalam tulisan ini kita sebutkan ia sebagai “rumah”, tempat berkumpulnya mahasiswa-mahasiswa Muslim sebagai kaum intelektual muda Islam dengan segudang aktivitas yang menunjang keintelektualannya, sehingga nantinya menjadi masyarakat yang maju.

Franz Magnis Suseno, dalam bukunya yang berjudul Mencari Makna Ke-Bangsaan mengatakan, “Dalam tahun-tahun terakhir ini (dari tahun 1960-an hingga 1990-an - peny), saya makin banyak mengenal orang-orang muda dari HMI karena sering diundang ceramah, pada umumnya tentang tema seperti Etika Politik, Kebudayaan, Agama dan Masa Depan”. Lebih lanjut, dia mengatakan, “Bagi saya, HMI bukan sebuah nama saja, melainkan salah satu ‘sekolah kader bangsa Indonesia’ yang saya kenal sebagai terbuka, kritis, serta simpatik.”

Tentunya kita sudah mengetahui, kader-kader HMI mempunyai segudang aktivitas di dalam “rumah” maupun di luar “rumah”. Segudang aktivitas itupun, seperti melaksanakan  perkaderan atau pendidikan (baik formal maupun informal), membaca, menulis, berdiskusi dan serta tradisi-tradisi intelektual lainnya yang bertujuan untuk menunjang keintelektualannya dengan ide-ide gagasan yang maju, kepribadiannya yang utuh dan sikapnya yang baik.


Bagaimana Pada Saat Ini ?

Ya..., pertanyaan di atas perlu sekali untuk kita renungkan saat ini. Apakah segudang aktivitas kita sebagai kader HMI saat ni menunjang untuk kemajuan intelektual kita? Jangan sampai “rumah” kita yang indah dan bersih ini tak bepenghuni atau berpenghuni tapi tidak bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bisa menjaga keindahan dan kebersihan “rumah”.

Tradisi-tradisi intelektual yang seperti kita sebutkan di atas harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan dalam menjawab tantangan masa depan. Ketika tradisi-tradisi tersebut ditinggalkan, tentunya akan berdampak negatif pada kita sebagai kader dan pada HMI sebagai rumah kaum intelektual muda Islam.

Sebagai penutup, kembali penulis kutipkan tulisannya Franz Magnis Suseno dalam buku yang sama, dia mengatakan bahwa HMI adalah “dapur” kader intelektual Islam di Indonesia. Dia mengharapkan HMI harus memiliki gagasan-gagasan yang luas dan jauh ke depan untuk bangsa Indonesia yang majemuk.[]


Kader HMI Cabang Medan


Baca juga artikel

No comments:

Post a Comment