YakusaBlog- Lafran
Pane (1922-1991), pemrakarsa pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ketika
memberi kata sambutan pada peringatan Milad HMI Cabang Yogyakarta ke-22 di Gedung
Seni Sono Yogyakarta 5 Februari 1969 mengatakan: “Bahwa sebenarnya HMI tidak
perlu ada. Karena apa yang dilaksanakan HMI dapat dikerjakan oleh Corps
Mahasiswa (CM) tahun 1947, oleh PPMI (Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa
Indonesia-peny) tahun 1960, oleh KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia-peny)
1965. Dapat juga dilakukan oleh organisasi lain, yang berdiri kemudian.” Namun
demikian kenyataannya seperti yang kita saksikan saat ini, bahwa HMI ada. Kalau
begitu mengapa demikian, tanya Lafran Pane.
Lebih
lanjut Lafran Pane mengatakan: “Walaupun CM, PPMI, KAMI dapat melakukan apa
yang dilaksankan HMI, namun ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan organisasi
tersebut, dan hanya dapat dilaksanakan HMI, yaitu perkaderan seperti yang
dilakukan HMI, yang merupakan ciri khas HMI, yang tidak dimiliki organisasi
lain, dimana kader yang dihasilkan HMI adalah anggota yang berwawasan
keislaman, keindonesiaan, kemahasiswaan dengan 5 kualitas Insan Cita dan
bersifat independen.”
Kelahiran
dan keberadaan HMI, selain berstatus organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai
organisasi kader, juga berperan sebagai organisasi perjuangan yang dengan
kesungguhan berjuang untuk melakukan perubahan terhadap segala tatanan yang
tidak sesuai lagi dengan tuntutan kontemporer, sehingga tercipta suasana baru
yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Maka
sepanjang keberadaan HMI, tugasnya adalah melakukan perombakan, perubahan,
perbaikan, penyempurnaan terhadap segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, ke arah yang lebih baik dan sempurna dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk
melakukan tugas-tugas mulia itulah diperlukan kerja yang terorganisir,
sistematis, tekun, kerja keras, sungguh-sungguh dengan niat ikhlas, tanpa
pamrih, amanah karena Allah semata, yang dilakukan setiap anggota, kader,
pengurus dengan semangat militansi (dan
loyalitas-peny) yang tinggi (dan tidak pamrih-peny).[IAR]
Catatan: Judul di atas
dirubah dari Sub judul aslinya “HMI Tidak
Perlu Ada”.
Sumber bacaan:
Agussalim Sitompul, 44 Indikator
Kemunduran HMI,CV Misaka Galiza, Jakarta: 2008, hal: 5-7.
Baca juga:
No comments:
Post a Comment